Gejolak Mesir dan Reformasi Gagal Indonesia

5 Februari 2011 1 komentar

Mengikuti Tunisia , Mesir bergolak. Dengan keberanian yang luar biasa , rakyat Mesir turun ke jalan-jalan menuntut turunnya rezim diktator Mubarak. Menerjang barisan pasukan keamanan bertampang seram , tidak peduli desing peluru siap merobek tubuh mereka. Rakyat Mesir sudah muak terhadap kediktatoran Mubarak yang terus dibela dan dilindungi oleh negara asing Amerika Serikat. Krisis ekonomi , kemiskinan dan pengangguran menjadi api yang membakar kemarahan.

Kondisi yang lebih kurang sama dialami Indonesia di masa reformasi tahun 1998. Rakyat bersama tokoh reformis menuntut Suharto yang puluhan tahun telah berkuasa turun tahta. Suhorto mirip dengan Mubarak menggunakan tangan besi membungkam lawan-lawan politiknya. Krisis ekonomi yang mengguncang Asia saat itu mempercepat kejatuhan Soeharto.

Reformasi 1998 memang berhasil menumbangkan sang diktator, namun hingga kini persoalan Indonesia belum selesai. Apa yang di era Soeharto dikritik oleh demonstran seperti maraknya korupsi, kolusi,mafia peradilan, kemiskinan, justru kembali berulang saat ini. Dalam beberapa hal bahkan lebih parah. Berbagai julukan diberikan kepada Indonesia saat ini : negara gagal, republik koruptor, negara lelucon sampai negara biadab !

Satu hal yang masih menyelamatkan SBY – yang berbeda dengan masa Suharto- adalah kebebasan politik. Harus diakui dimasa reformasi kran demokrasi masih terbuka lebar, kebebasan pers masih ada. Hanya saja, ketika rakyat gagal disejahterakan dan didepan mata mereka koruptor dilindungi, demokrasi bisa saja dicampakkan rakyat. Sederhananya sangat mungkin rakyat berpikir : untuk apa demokrasi kalau kami lapar, kami sulit berobat, pendidikan mahal , dan koruptor malah dibiarkan ? Baca selengkapnya…

Kategori:Politik

Keprihatinan terhadap Kondisi Negara

24 Januari 2011 Tinggalkan komentar

KANTOR JURUBICARA
HIZBUT TAHRIR INDONESIA

Nomor: 191/PU/E/01/11
Jakarta, 20 Januari 2011 M

Pernyataan
HIZBUT TAHRIR INDONESIA

Tentang

Keprihatinan terhadap Kondisi Negara

Menilik berbagai persoalan aktual yang ada dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara dewasa ini, baik di lapangan ekonomi, politik, sosial, budaya, hukum maupun ideologi dan agama, tampak sekali bahwa pemerintah dan negara ini telah:

1. Gagal menyejahterakan rakyat.

Meski disebut oleh pemerintah bahwa angka kemiskinan terus turun, tapi secara kasat mata masih sangat banyak rakyat yang hidup dalam kemiskinan. Hal ini tampak misalnya ada lebih dari 70 juta rakyat miskin yang masih menerima raskin. Bahkan kini tengah terjadi krisis pangan, harga kebutuhan pokok meroket, daya beli rakyat menurun, ekonomi makin sulit. Sebanyak 4 juta anak Indonesia kurang gizi. Rakyat terpaksa berutang, mengurangi makan atau makan seadanya seperti nasi tiwul (yang telah mengakibatkan 6 orang meninggal) atau bunuh diri.

2. Gagal melindungi moralitas rakyat

Pornografi dan pornoaksi makin marak. Baik di dunia maya (internet) maupun di dunia nyata. Meski UU Pornografi telah diundangkan, tapi faktanya itu seperti macan ompong. Seks bebas seperti telah menjadi biasa. Lebih dari 51% pelajar di Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi), 54% di Surabaya, 47% di Bandung dan 52% di Medan mengaku telah melakukan hubungan seks sebelum nikah. Hal ini terjadi juga pada laki-laki dan perempuan dewasa. Sehingga banyak terjadi kehamilan di luar nikah dan berujung pada aborsi. Baca selengkapnya…

Kategori:ARTIKEL, Politik

Hizbut Tahrir Gelak Aksi Demo Depan Istana

24 Januari 2011 Tinggalkan komentar

Hizbut Tahrir Gelak Aksi Demo Depan Istana

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) kembali mengkritisi kinerja Pemerintah dengan menggelar aksi demo di depan Istana Negara, Ahad (23/1).

“Kami sangat prihatin terhadap kinerja Pemerintah yang cenderung gagal menjalankan fungsi-fungsi dasarnya,” kata juru bicara HTI Muhammad Ismail Yusanto.

Ia mengemukakan, pemerintah telah gagal menjalankan fungsi dasarnya untuk mensejahterakan rakyat, melakukan penegakan hukum, menjaga aset kekayaan negara dan lainnya. “Masih banyak masyarakat Indonesia yang berada di garis kemiskinan, meski angkanya menunjukkan penurunan,” ujarnya.

Tak hanya itu, lanjut Muhammad, Pemerintah juga gagal melakukan penegakan hukum. “Bagaimana bisa ada 148 kepala daerah yang terindikasi korup, belum lagi keterlibatan aparat hukum yang juga korup,” tuturnya.
“Kasus korupsi melahirkan korupsi baru melalui mafia hukum, yang bisa mengatur kepolisian, kejaksaan, kehakiman, dan pengacara,” tutur Muhammad.

Negara juga gagal melindungi moralitas rakyat. “Banyak survei yang menggambarkan pelajar dan mahasiswa yang melakukan hubungan pranikah,” kata Muhammad menambahkan.

Ia menggambarkan, 51 persen pelajar di Jabodetabek terlibat seks bebas, begitu pun di Bandung (52 persen), Surabaya (54 persen), dan Medan (52 persen). ”Pemerintah gagal pula melindungi kekayaan rakyat berupa minyak dan gas, barang tambang, maupun lainnya yang lebih banyak dikuasai pihak asing,” ucapnya.

Aksi unjuk rasa itu diikuti sekitar 8.000 orang HTI dari Jabodetabek. Mereka datang dengan menggunakan kendaraan pribadi dan angkutan umum. Unjuk rasa juga diikuti kaum ibu yang membawa bayi dan balita. Demo diisi dengan orasi menggunakan dua mobil bak terbuka lengkap dengan perangkat sound system. Para pengunjuk rasa juga membentangkan spanduk dan pamflet.

Kategori:2011

Foto Pilihan Aksi 23 Januari 2011: Negara Gagal, Selamatkan dengan Khilafah

24 Januari 2011 1 komentar

Catatan penting:
Gambar di atas menunjukkan betapa rusaknya sistem saat ini dalam menjamin kesejahteraan rakyat, sehingga perlu ada perubahan yang mendasar dalam merubah sistem tersebut. Islam memberikan alternatif solusi yang dapat menyelesaikan probelama kehidupan manusia, yaitu dengan penerapan Syariat Islam sebagai dasar hukum dalam naungan Daulah Khilafah Islamiyah.

Sumber: foto ini diambil oleh penulis sendiri saat aksi berlangsung.

Kategori:ARTIKEL, Politik

HTI : Negara Gagal, Syariah dan Khilafah Solusinya!

24 Januari 2011 1 komentar

Jakarta. Sekitar 10 ribu massa Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) kembali melakukan aksi damai mengkritik kegagalan negara menjalankan fungsi-fungsi pokoknya. Dalam aksi yang dilakukan di depan Istana negara Minggu (23/1) siang ini, HTI mengingatkan pangkal kegagalan negara ini adalah karena tidak diterapkannya syariah Islam.

“Negara telah gagal menjalankan fungsi-fungsi pokoknya, gagal mensejahterakan rakyat, gagal melindungi moralitas rakyat, gagal melindungi kekayaan rakyat, gagal memberantas korupsi dan mafia hukum, gagal melindungi aqidah umat,” kata juru bicara HTI Muhammad Ismail Yusanto.

Menurutnya, meskipun pemerintah mengatakan angka kemiskinan terus turun, tapi secara kasat mata masih sangat banyak rakyat yang hidup dalam kemiskinan. Hal ini tampak misalnya ada lebih dari 70 juta rakyat miskin yang masih menerima raskin.

Bahkan kini tengah terjadi krisis pangan, harga kebutuhan pokok meroket, daya beli rakyat menurun, ekonomi makin sulit. Sebanyak 4 juta anak Indonesia kurang gizi. Ismail menyatakan : “Rakyat terpaksa berutang, mengurangi makan atau makan seadanya seperti nasi tiwul (yang telah mengakibatkan 6 orang meninggal) atau bunuh diri,”

Pemerintah juga gagal menegakkan hukum.Korupsi makin menjadi-jadi, korupsi banyak dilakukan oleh para pejabat yang berlangsung makin massif dan sistemik “Lihatlah, 148 kepala daerah sekarang ini jadi tersangka korupsi, diantaranya adalah 17 Gubernur,” ujarnya

Namun yang paling utama ,menurut jubir HTI ini dengan tetap setia pada sekularisme dan kapitalisme negara juga telah gagal membawa rakyat ini kepada jalan yang diridhai oleh Allah SWT.

“Memang diakui bahwa kemerdekaan ini adalah atas berkat dan rahmat Allah SWT, tapi pada faktanya pengakuan itu tidak diikuti dengan ketundukan pada segenap aturan-aturan-Nya. Tetap saja, syariahnya disisihkan dan hukum jahiliah dipertahankan.” Tegasnya

Untuk itu HTI kembali menyeruskan solusi syariah dan Khilafah untuk menyelesaikan kegagalan negara ini. Karena menurut HTI persoalannya bukanlah sekedar rezim tapi disebabkan karena aturan kapitalisme-sekuler.

“Disinilah pentingnya seruan kita selama ini ‘Selamatkan Indonesia Dengan Syariah’ ,karena hanya dengan penerapan syariah secara kaffah di bawah naungan Khilafah sajalah, seluruh aspek kehidupan rakyat dan negara ini dapat diatur dengan sebaik-baiknya,” kata Ismail Yusanto.

Aksi damai ini berjalan tertib meskipun dihadiri oleh ribuan massa. Setelah berdoa bersama meminta pertolongan Allah SWT terhadap negara ini, para peserta bubar dengan teratur diiringi dengan hujan.[mediaumat.com, 23/01/11]

Kategori:2011, BERITA TERKINI

Puisi Cinta

22 Januari 2011 Tinggalkan komentar
Ya Allah….
Ketika aku merindukan seorang kekasih
Rindukan aku kepada yang rindu cinta sejatiMu

Ya Allah….
Jika kembali mencintai seseorang
Teruskan aku dengan orang yang mencintaiMu
Agar bertambah kuat cintaku padaMu

Ya Allah….
Ketika aku sedang jatuh cinta
Agar tak melebihi cintaku padaMu

Tuhan Ketika aku berucap aku cinta padaMu
Biarlah kukatakan kepada yang hatinya terpaut padaMu
Agar aku tak jatuh cinta
Dalam cinta yang bukan karenaMu

CINTA adalah kalimat yang menyejukan hati
Mampu melintasi batas ruang dan waktu.
CINTA adalah bahasa tanpa kata namun sarat makna
Terlembagakan dalam rasa dan perasaan bathin suci
Yang menebarkan nilai-nilai luhur kasih sayang,
Kesantunan, maaf, kepedulian, toleransi dan
berkah bagi kemanusiaan universal.

CINTA mewujud dalam gelora pengorbanan
Demi terciptanya kemandirian pribadi
dan kemashlahatan ummat secara universal.

Andai bumi ini kering dari CINTA,
niscaya tidak akan lahir kesatria-kesatria agung di jagad raya ini
Dengan CINTA…
Tegaklah sendi-sendi keadilan dan tampaklah kebenaran.
Wajah nyata CINTA ialah perilaku ketaatan,
Kesantunan, kesetiaan dan pengorbanan demi sesuatu yang dicintai..

CINTA melahirkan spirit kehidupan,
Membucahkan kasih kelembutan, kasih sayang
Keutamaan dan nilai –nilai luhur kehidupan…..

Cintamu pada orang yang kau cintai dan sayangi, titipkanlah…
Titipkanlah pada Allah Ta’alaa…
Sebab hanya Allah Ta’alaa yang Maha Menjaga…
dikala kau dan dia saling berjauhan…
dikala kau dan dia saling memendam rindu, ingin bertemu…
Allah menjaga dengan menenangkan hatimu melalui dzikir dan tadabbur…

Cintamu pada orang yang sungguh-sungguh kau sayangi, adalah milik-Nya…
Cintailah dengan tetap setia padaNya,…
Cintailah dalam keredhaanNya,.. maka akan kau dapatkan ketenangan,…Insha Alloh

Dari sahabat facebook: Aniesah Umu Faaris
Kategori:Puisi

Muballighah HTI Teken 6 Poin Kesepakatan

INILAH.COM, Jakarta – Muktamar Muballighah Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) diakhiri penandatanganan Amanah Lil Muballighah oleh para muballighah perwakilan tiap daerah. Ada enam poin kesepakatan di dalamnya.

“Kesepakatan ini adalah bentuk komitmen peran vital para muballighah seluruh Indonesia,” kata juru bicara muslimah HTI Febrianti Abassuni usai acara Muktamar Muballighah Indonesia di Istora Senayan, Jakarta, Rabu (21/4).

Enam poin inti kesepakatan itu antara lain, pertama, kesadaran sesungguhnya saat ini umat Islam seluruh dunia dan Indonesia khususnya tengah menghadapi berbagai persoalan baik ekonomi, politik, sosial-budaya. Seluruh persoalan tersebut menjadikan umat Islam tidak lagi mampu menunjukkan dirinya sebagai umat yang unggul, dan nyata-nyata telah menghancurkan keluarga sebagai benteng pertahanan terakhir umat.

Kedua, memahami bahwa pangkal persoalan ini adalah tidak diterapkannya sistem Islam. Bahwa sekularisme terlah terbukti nyata menghancurkan keluarga dan bangsa serta generasi penerus. Oleh sebab itu, menerapkan syari’ah Islam Kaaffah dalam bingkai negara Khilafah Islam adalah solusi mutlak.

“Ini adalah kewajiban yang agung dan berjuang untuk menegakkannya kembali adalah kewajiban setiap muslim. Dengan tegaknya khilafah yang dipimpin seorang khalifah, kehidupan umat akan terlindungi dari berbagai serangan dan gangguan,” papar Febrianti.

Ketiga, para muballighah akan berupaya sungguh-sungguh mengoptimalkan potensi dan kedudukan yang dimiliki sebagai pembina umat khususnya muslimah dalam rangka penegakkan khilafah. Keempat adalah, meneguhkan visi-misi pembinaan muballighah yakni “Menjadi perempuan unggul sebagai ummum wa robbatul bait (ibu dan pengatur rumah tangga) yang melahirkan generasi cerdas taqwa pejuang syariah dan khilafah serta sebagai mitra laki-laki dalam membangun masyarakat Islam.”

Semenatar misi muballighah adalah: a. Mengokohkan ketahanan dan kesakinahan keluarga Muslim, b. Melahirkan generasi berkualitas pejuang, c. Membangun muslimah berkarakter kuat dalam rangka amar ma’ruf nahi munkar, d. Membina perempuan sebagai mitra laki-laki dalam rumah tangga dan perjuangan di masyarakat.

Kelima, perjuangan penegakan syari’ah dan khilafah adalah mutlak. Keenam, para muballighah mendukung penuh upaya yang dilakukan oleh Hizbut Tahrir Indonesia termasuk Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia yang senantiasa seungguh-sungguh berjuang dalam menegakkan khilafah. [ikl/mut] Vina Nurul Iklima

Sumber: www.inilah.com

Kategori:2010

Foto Muktamar Muballighah Indonesia

Foto-foto Muktamar Muballighah Indonesia, di Istora Senayan Jakarta, 21 April 2010 yang diikuti 6500 peserta.

Peserta MMI memenuhi Istora Senayan

Ustadzah Maryam Brack dari Australia

Para Ustadzah dan perwakilan Muballighoh

Ustadzah Dewi Purnawati (Muallaf)

Ustadzah Emi Khaerani

Ustadzah Iffah Rohmah (DPP)

Sumber: hizbut-tahrir.or.id

Kategori:2010

Century dan Praktik Kotor Demokrasi

3 Maret 2010 2 komentar

Ada dua hal yang sangat dibanggakan oleh pejuang-pejuang Demokrasi dari sistem ini, kebenaran dan suara rakyat. Sistem demokrasi dianggap paling bisa mendekati kebenaran, karena bersumber pada kedaulatan suara rakyat. Suara rakyat dianggap suara Tuhan. Sistem ini juga dianggap paling aspiratif karena selalu mendasarkan kepada suara rakyat. Namun dalam kasus Century, justru dua hal ini dilanggar. Kasus Century dengan secara gamblang menunjukkan kepada kita hakikat buruk system demokrasi dan praktik-praktik kotornya.

Kebenaran berdasarkan fakta yang seharusnya dicari oleh siapapun dan menjadi dasar pertimbangan utama diabaikan begitu saja. Meskipun berbagai bukti dan argumentasi sudah terungkap dalam rapat-rapat Pansus yang melelahkan, tetap saja yang paling menentukan adalah tawar menawar politik. Politik dagang sapi sangat kentara dalam kasus ini. Berbagai cara pun dilakukan untuk memperkuat posisi tawar menawar. Mulai dari bujukan kekuasaan sampai ancaman.

“Stick and Carrot Policy” menjadi alat penentu kebenaran. Bagi yang mau mendukung partai berkuasa , janji-janji kekuasaan dan jabatanpun dijadikan perangkap. Bukan rahasia lagi, pelobi partai berkuasa berkeliaran menawarkan posisi menteri (pasca reshufle), jabatan penting di BUMN , dan tawaran-tawaran lain yang menggiurkan.

Sebaliknya yang cendrung menolak partai berkuasa diancam dengan berbagai teror. Dikeluarkan dari koalisi, ancaman akan dikorbankan dalam reshuffle. Siapa kawan siapa lawan ditentukan bukan berdasarkan kebenaran tapi berdasarkan apakah mendukung partai berkuasa atau tidak. Seperti pernyataan sekjen DPP Demokrat Amir Syamsudin , bagi Partai Demokrat siapa lawan siapa kawan terlihat dari sikap fraksi terhadap kasus Century . Menurutnya keloyalan terhadap koalis bersama partai demokrasi , akan menjadi dasar pertimbangan evaluasi. Baca selengkapnya…

Kategori:Politik

kisah Isteri sahabat RA

15 Februari 2010 Tinggalkan komentar

Ada seorang Isteri sahabat RA yang suatu hari telah meminta cerai dari suaminya. Padahal selama ini mereka adalah keluarga bahagia. Tapi secara tiba-tiba si isteri telah meminta cerai. Suaminya menjadi terperanjat. Kata suaminya, “Baiklah mari kita pergi jumpa dengan Rasulullah SAW agar beliau dapat memberi keputusan di antara kita.” Lalu mereka keluar di waktu malam untuk berjumpa Rasulullah SAW. Karena malam, suaminya telah terjatuh ke dalam lubang dan kakinya terkilir. Maka isterinya membawanya kembali ke rumah. Ketika itu isterinya berkata bahwa perceraian tidak usah dilakukan. Suaminya lebih terperanjat lagi dan menanyakan alasannya kepada istrinya. Kata si isteri, “Semenjak kita kawin, abang tidak pernah sakit, saya tidak pernah sakit, dan anak-anak tak pernah sakit. Maka rumah yang tidak pernah datang sakit adalah rumah yang terjauh dari rahmat Allah SWT.”

Seorang sahabat kembali ke rumah. Di dapatinya tempat masak roti menyala. Padahal dia tahu bahwa di rumahnya tak ada apa-apa termasuk makanan untuk dimasak atau dimakan. Maka ia bertanya kepada isterinya,”Apa yang kamu masak?” Si isteri menjawab, “Saya hanya sekedar menyalakan api. Sehingga nanti kalau ada tetangga yang datang berkunjung, mereka akan mengetahui bahwa di rumah kita ada makanan. Dan saya tidak ingin mereka mengetahui keadaan kita yang sebenarnya.” Lalu suaminya mematikan api itu. Ketika dia buka tungkunya dia terperanjat, karena di dapatinya dalam tempat masak itu ada tersedia banyak roti bakar dan daging bakar. Si istri sengaja pura-pura menyalakan tungku masak agar tidak dikasihanin oleh mahluk, sehingga Allahlah yang memberikan balasan langsung asbab dia menjaga keyakinannya. Allahu Akbar!

Kisah-kisah seperti ini dalam kehidupan sahabat asbab kepahaman mereka terhadap agama.

Sebagai Murobbiyah ( Mendidik Anak )

Mentarbiyah anak ini Allah Swt berikan contoh dalam Al Quran ini bukan semenjak lahir tapi semenjak hamil :

“Idzkolati miroaata imrona” : Tatkala ketika istri Imron, Hannah, berkata, “Robbi inni nadzartu laa kama fi baghni”, “Ya Rabb sesungguhnya aku nadzarkan bayi yang aku kandung ini.” “Muharroron”, “Aku bebaskan untuk agama saja” “Fattaqobbal minni” “Maka ya Allah terimalah dariku” Baca selengkapnya…

Kategori:KISAH TELADAN